GROBOGAN, Serasijateng.id – Siapa yang tidak kenal BLK. BLK adalah Balai Latihan Kerja atau lembaga yang menyelenggarakan pelatihan kerja untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan di dunia usaha dan industri, serta berwirausaha.
BLK bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Sehingga sangatlah pas di era saat ini bila mana BLK hadir guna meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja.
Demikian keterangan yang disampaikan oleh Agus Susanto S. Kom, MM selaku Kepala BLK Kabupaten Grobogan diruang kerjanya kepada awak media. Selasa (5/7/2025).
Ditambahkannya bahwa BLK juga membuka peluang kerja dan berwirausaha kepada peserta yang telah menandalami pelatihan selama berada di BLK.
Disamping itu dengan adanya BLK akan mengurangi pengangguran.
yang akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BLK yang berada di bawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Grobogan ini beralamat di Jalan Gajah Mada samping kantor PUPR Grobogan.
Meskipun BLK yang ada di Grobogan berstandar BLK Kabupaten/ Kota dengan jenis pelatihan yang menawarkan berbagai jenis pelatihan kejuruan, seperti teknik otomotif, komputer, tata busana, tata boga, dan lain-lainnya akan membuat daya tarik sendiri bagi masyarakat yang akan berwira usaha.
Masyarakat umum siapa saja bisa mengikuti keterampilan atau mendapatkan keahlian di bidang tertentu asalkan memenuhi persyaratan yang sudah diterapkan di BLK.
Masyarakat bisa mendaftar BLK melalui website resmi BLK, mengisi formulir pendaftaran, dan mengikuti proses seleksi atau bisa datang langsung di kantor BLK Grobogan.
Lebih jauh Agus Susanto yang pernah menjadi tenaga instruktur di BLK menyampaikan bahwa berkaitan dengan produktivitas pada tenaga kerja yang ada di BLK dirinya menyampaikan ada dua hal yang sangat berpengaruh ketika menjalani pelatih di BLK yaitu faktor capacity dan environment (lingkungan). Untuk itu peserta harus bisa mengusai dua hal tersebut.
Agus Susanto juga menyinggung
kapasitas dan kemampuan seorang tenaga kerja dalam mengikuti di BLK semua tergantung kepada sejauh mana tingkat pengetahuan dan ketrampilannya baik melalui belajar sendiri ataupun melalui pendidikan dan pelatihan kursus termasuk BLK.
Balai Latihan Kerja (BLK) sudah banyak meluluskan tenaga mandiri bahkan sudah dua kali memberangkatkan ke negara Jepang.
BLK saat ini menjadi sebuah alternatif bagi masyarakat Grobogan untuk mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan dan ketrampilan di bidangnya dalam rangka menunjang peningkatan produktifitas tenaga kerja.
Peserta latih servis sepeda motor BLK Grobogan termasuk banyak yang diminati.
Seperti halnya Maulana Yusuf salah satu peserta yang sempat dimintai keterangan dirinya bersyukur bisa mendapatkan keahlian di BLK.
Dan dirinya berani mandiri membuka service dan bengkel motor selepas dari BLK.
Apalagi pemkab Grobogan mengucurkan dana yang berasal dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) untuk BLK sangatlah membantu dalam mengentaskan pengangguran yang ada di Grobogan.
Dijelaskan Agus bahwa dana yang berasal dari DBHCHT 2025 ini dikhususkan untuk mendanai pelatihan bagi warga Kabupaten Grobogan yang berada di BLK.
Sedangkan Dana APBN digunakan untuk mendanai pelatihan yang bersifat lintas Kabupaten Kota bahkan Provinsi.
Setiap jenis kegiatan yang ada di BLK diikuti sebanyak 16 orang peserta didik, jadi total peserta keseluruhan ada 80 peserta.
Dan selama pelatih di BLK semuanya diasramakan di BLK tersebut agar bisa focus mendapatkan ketrampilan selama di BLK.
Sedangkan dana dari cukai tembakau tersebut dialokasikan untuk 4 tahap pelatihan dan setiap tahap ada 5 paket dengan 16 orang peserta per paket.
” Kami mengikuti standard ILO dimana 1 orang instruktur hanya melatih maksimal 16 orang”.Jelas Agus yang sejak tahun 2009 bekerja di BLK Kab. Grobogan.
Pelatihan di tahap 1 yang memuat 5 paket pelatiihan sudah selesai bulan lalu dan saat ini tengah memasuki tahap 2.
Selain peserta didik yang normal secara fisik, BLK Grobogan juga melatih ketrampilan bagi warga difabel (cacat fisik).
Rombongan awak media sempat melihat kondisi peserta yang ada di BLK Grobogan sewaktu mengadakan pelatihan servise sepeda motor, dengan jumlah peserta didik 16 orang yang semuanya warga Kabupaten Grobogan.
Demikian juga untuk pelatihan menjahit, tata rias, servise ac semua peserta mengikuti dengan dipandu instruktur yang sudah berpengalaman dibidangnya.
Peserta BLK juga memperoleh sertifikat ketrampilan dari BLK selepas selesai menjalankan pelatihan selama di BLK. BLK Grobogan saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, apalagi setelah dibangunnya gedung baru dengan fasilitas yang layak untuk pelatih ketrampilan.
BLK dengan memiliki 25 orang staf termasik instruktur, juga infrastruktur pelatihan yang cukup representatif diantaranya gedung aula, asrama, ruang komputer dengan 3 lantai termasuk ruang pelatihan untuk magang ke negara Jepang.
Silahkan masyarakat Grobogan bisa memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan pemkab Grobogan melalui BLK yang siap mendidik menjadi tenaga mandiri.(Imam)